BREAKING NEWS
loading...
loading...

Tuesday 20 January 2015

Jalan-Jalan ke Goa Pawon dan Taman Batu Citatah, Stone Garden di Kabupaten Bandung Barat

Ini posting kedua saya tentang tempat ini. Memang Taman Batu Citatah ini tidak sebooming Tebing Keraton yang saat ini sedang rame-ramenya dikunjungi, namun bagi saya tempat ini memberikan kesan khusus, terutama saat  membayangkan sejarah yang mengiringi terbentuknya tempat ini.

April 2004 menjadi awal saya berkenalan dengan tempat ini, lalu tahun 2012 saya kembali ke sini dengan kondisi tak jauh beda ketika 8 tahun sebelumnya saya berkunjung. Namun kemarin, September 2014 saya melihat banyak perubahan positif di tempat yang kali ini sudah resmi menjadi objek wisata di wilayah Kabupaten Bandung Barat ini.

Objek Wisata dan Sejarah Goa Pawon dan Taman Batu Citatah ini seolah menjadi satu paket wisata yang terletak di wilayah Barat Bandung, tepatnya di daerah Citatah, Cipatat Kabupaten Bandung. Jika berkunjung ke Goa Pawon, anda bisa sekaligus menikmati keindahan Taman Batu Citatah yang berada di atasnya.

Gunung Masigit tahun 2012 ketika masih aktif ditambang dilihat dari puncak Pasir Pawon

Sebagai gambaran bagi yang belum pernah ke sini, tempat ini berupa sebuah bukit kapur yang terbentuk jutaan tahun yang lalu karena dulunya daerah ini adalah daerah di bawah permukaan laut dangkal. Jika anda membayangkan sedang menyelam di Taman Laut Bunaken, kurang lebih seperti itulah kondisi tempat ini jutaan tahun yang lalu. Setelah mengalami berbagai pergerakan lempeng bumi, wilayah ini sekarang berada di atas daratan dan menjadi sebuah bukit. Lapisan tanah di sini sangat tipis karena bukit ini memang murni terbentuk dari kapur. Material letusan Gunung yang meletus di sekitar tempat ini membuat bukit kapur ini sebagian tertutup tanah yang cukup subur sehingga nampak di sebagian wilayah bukit ini nampak hijau ditanami tumbuhan. Namun sebagian tempat lagi terlihat batu kapur yang terlihat menjulang kokoh. Tonjolan-tonjolan batu kapur yang beraneka ragam ini terlihat sangat indah berpadu dengan hijau nya alam di sekitar wilayah ini.

Sejarah tempat ini dimulai pada zaman Miosen (sekitar 20 juta tahun lalu), pada waktu itu daerah Bandung ke Utara merupakan laut dan tempat ini menjadi bukti bagaimana fosil koral kemudian terbentuk menjadi rangkaian bukit kapur sepanjang daerah ini.



Goa Pawon ini merupakan sebuah goa yang terdapat di kaki Pasir Pawon. Pasir dalam bahasa Sunda berarti gunung/bukit kecil). Sedangkan Pawon berarti Dapur. Dinamakan Pasir Pawon karena di bukit ini terdapat Goa yang didalamnya banyak ditemukan perkakas/peralatan dapur peninggalan manusia prasejarah.

Menurut Pak T.Bachtiar didalam buku Bandung Purba yang ditulisnya, Di dalam gua Pawon ini terdapat ruangan yang bernama Goa Kopi yang didalamnya ditemukan banyak benda-benda budaya manusia prasejarah yang sangat melimpah. Di Goa Kopi inilah pada kedalaman 120cm terdapat kerangka Homo Sapiens dalam posisi duduk bertekuk (ngaringkuk). Kerangka berumur puluhan ribu tahun ini terlindungi oleh tanah vulkanis dari letusan gunung Tangkuban Parahu yang membuatnya masih tetap utuh sampai ditemukan pada bulan Oktober 2003. Kerangka ini masih bisa kita jumpai di Goa Pawon ini dalam bentuk replika yang disimpan dalam posisi dan kedalaman yang sama seperti saat ditemukan.

Jika sudah jenuh atau bingung mencari tempat wisata keren di akhir pekan, cobalah berkunjung ke Taman Batu dan Goa Pawon ini. Letaknya tidak jauh dari kota Bandung, sekitar 25km dari pusat kota ke arah Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Bila menggunakan kendaraan pribadi jarak ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar satu jam dari kota Bandung. Jika menggunakan kendaraan roda empat, bisa melalui tol Padaleunyi lalu keluar melalui gerbang tol Padalarang. Jika menggunakan kendaraan roda dua, melajulah menuju Padalarang lalu ikuti jalur menuju Cianjur. Biasanya jalan akan sedikit melambat di daerah Padalarang setelah Kota Baru Parahyangan. Di daerah ini kemacetan tidak mengenal waktu. Jalan akan kembali lancar setelah memasuki wilayah Cipatat dimana mulai terlihat perbukitan kapur di kiri kanan jalan. Selain itu banyak juga penjual Peuyeum dan aneka kerajinan gerabah dan marmer khas daerah ini.

Memasuki jalur ini jalur mulai lancar namun harus tetap berhati-hati karena jalanan menurun dan berkelok-kelok. Ikuti terus jalur ini hingga menemui Rumah Makan Setuju Utama di sebelah kiri jalan. Setelah melewati Rumah Makan Setuju Utama, melambatlah sambil perhatikan gapura Abu-abu dikanan jalan. Berbeloklah menuju Gapura tersebut dan ikuti jalan menuju Objek Wisata Goa Pawon.

Memasuki areal Wisata, anda harus membeli tiket masuk seharga Rp 5500 dan juga mencatat nama di buku tamu. Disini tersedia areal parkir yang cukup luas untuk mobil dan juga sepeda motor, terdapat bale-bale tempat istirahat, warung dan juga mushola (tajug).



Terdapat dua areal utama di tempat ini, yakni goa Pawon dan juga Taman Batu. Taman Batu ini terletak di atas bukit Pawon ini sehingga anda perlu mendaki bukit ini. Memang cukup berat bagi yang tidak terbiasa mendaki, namun percayalah walaupun lelah dan nafas tersengal anda akan menemukan pemandangan indah di atas bukit ini dan akan menjadi pengalaman yang berbeda dari tempat wisata lainnya.

Sebaiknya anda berkunjung terlebih dahulu ke areal Goa Pawon dimana terdapat tempat penemuan kerangka Homo Sapiens dan juga replikanya yang tersimpan pada posisi yang persis seperti saat penemuannya Oktober 2003. Disarankan anda membawa masker karena di dalam Goa Pawon ini bau Goano (kotoran kelelawar) sangat menyengat. Bau Amonia bisa membuat anda mual atau pusing bagi yang tidak terbiasa. Masuklah ke dalam goa dan ikuti jalan yang sudah tersedia. Terdapat banyak lubang di goa ini sehingga anda tidak akan khawatir akan gelap, selama hari masih siang, suasana di dalam goa ini tidak akan membuat anda takut.

Dulu Goa Pawon ini dianggap angker oleh masyarakat sehingga sangat jarang dikunjungi. Mungkin hanya digunakan sebagai tempat berkemah oleh sebagian orang. Terlihat dari banyaknya tulisan-tulisan dari tangan tidak bertanggung jawab yang berbekas di dinding goa. Selain itu dulunya masyarakat hanya memasuki goa ini ketika akan mengambil Goano (kotoran kelelawar) untuk dijadikan pupuk.

Setelah ditemukannya kerangka Homo Sapiens oleh Kelompok Riset Cekungan Bandung dan Balai Arkeologi, barulah tempat ini mulai banyak dikunjungi sampai akhirnya dilindungi dari penambangan kapur dan dijadikan objek wisata resmi oleh Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Kini tempat ini sudah banyak mengalami perbaikan untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Terutama akses jalan yang kini sudah sangat baik dibandingkan ketika saya dulu berkunjung ke sini pada 2004 dan 2012.

Dari Goa Pawon ini cobalah untuk sekarang mendaki bukit menuju Puncak Pasir Pawon yakni Taman Batu. Anda akan menemukan tempat yang tidak pernah anda temui sebelumnya di daerah Bandung. Sebuah tempat di puncak bukit yang di penuhi batu-batu menonjol diantara hijaunya tanaman sekitar. Jika anda teliti, anda bisa melihat Jalan Tol Cipularang dan juga jalur kereta Api Bandung - Jakarta dari sini.

Disarankan untuk mendaki di pagi hari agar anda bisa menikmati tempat ini ketika mentari tidak terlalu terik menyinari wilayah ini. Waktu yang tepat untuk berkunjung tempat ini adalah di pagi hari dan sore hari. Namun hindari jika sore hari turun hujan karena jalur mendaki akan sangat becek dan licin.

Bawalah perbekalan seperti minuman dan makanan kecil. Bisa juga membawa makanan berat untuk dinikmati di puncak sana setelah anda bersusah payah mendaki bukit ini. Namun tetap diingat untuk selalu menjaga kebersihan. Sayang sekali jika tempat ini harus dipenuhi sampah dari pengunjung.

Tertarik mencoba ke sini?? Ada banyak yang bisa dilakukan jika anda berkunjung ke tempat ini, apa saja?

Belajar Mengenal Sejarah Bandung di Zaman Purba

Taman batu Citatah, Cipatat ini merupakan bukti bahwa dulunya pulau Jawa ini pernah berada di dasar lautan dangkal. Bisa dibayangkan Pantai Utara Jawa ketika itu berada di wilayah Pangalengan dan Bandung termasuk Lautan dangkal di Utara Pulau Jawa. Menurut Buku Bandung Purba tulisan T. Bachtiar, kejadian ini terjadi pada masa Miosen Akhir, sekitar 10-5 juta tahun yang lalu. Kawasan Citatah, Cipatat ini merupakan The Greatest Barrier Reef ketika itu. Lautan dangkal dengan terumbu karang yang indah itu kini bisa disaksikan di Taman Batu Citatah ini.
 Jika anda mengunjungi tempat ini di musim kemarau, maka taman batu akan nampak menguning karena ilalang-ilalangnya nampak mulai mengering tak tersentuh air hujan. Wajar karena tempat ini hanya mendapatkan air dari air hujan saja. Di wilayah karst seperti ini akan sulit menemukan sumber air. Dulunya tempat ini dipakai warga untuk berkebun jika musim penghujan tiba.

Jika anda bekunjung ke tempat ini di musim penghujan, bersiap-siaplah untuk berkotor-kotor ria karena lapisan tanah gembur di sini akan nampak becek ketika diguyur air hujan. Datanglah ke tempat ini di bulan Maret-Agustus dimana merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan.

Mengenal Nenek Moyang Manusia Bandung
replika kerangka Homo Sapiens di  Goa Pawon via adriarani.blogspot.com
Walaupun hanya berupa replika, tetapi di Goa Pawon ini kita masih bisa melihat bentuk kerangka homo sapiens yang diyakini merupakan nenek moyang manusia yang tinggal di daerah Jawa Barat. Dilihat dari posisi  ditemukannya, ini merupakan kebiasaan orang-orang jaman dahulu ketika memakamkan orang mati yakni dengan cara duduk di tekuk (seperti posisi bayi di dalam kandungan). Kerangka ini ditemukan di kedalaman 143 cm di salah satu ruangan yang terdapat di Goa Pawon ini. Selain kerangka, ditemukan juga ribuan serpihan batu obsidian yang berbentuk menyerupai kapak/ujung tombak. Serpihan batu ini diyakini sebagai alat untuk berburu yang digunakan nenek moyang manusia Bandung untuk menangkap hewan buruan.

Hiking Mendaki Gunung / Pasir Pawon
Pasir Pawon merupakan bukit kapur yang cukup tinggi untuk di daki. Butuh waktu sekitar 30-45 menit untuk mendaki bukit ini dari arah Goa Pawon. Bagi anda yang ingin sekedar hiking dan mencoba ketahanan tubuh anda, pasir Pawon ini cocok untuk dijajal. Jalurnya tidak terlalu ekstrim namun anda tetap mesti berhati-hati karena jalan yang dilalui berupa tanah bercampur batu kapur yang terkadang terjal, tajam dan akan licin jika turun hujan.


Di puncak Pasir Pawon ini anda akan menikmati pemandangan hijau Lembah Cibukur dari ketinggian. Jika anda teliti memandang ke arah Barat, anda juga bisa menikmati pemandangan jalan tol Cipularang di kejauhan dan juga jalur kereta Api Bandung-Jakarta yang dihiasi jembatan-jembatan yang menjulang.

Hunting Foto-Foto Keren Sepuasnya
Tidak usah dijelaskan lagi, anda bisa mencari spot-spot menakjubkan di tempat ini untuk berfoto






Share this:

Post a Comment

loading...
 
Copyright © 2014 Rasendriya Bercerita. Designed by OddThemes